Buku – Sorgum

Aku berencana paling tidak dalam sebulan membaca satu buku nonfiksi, walaupun pada prakteknya aku mungkin lebih sering baca buku nonfiksi sih. Bulan ini untungnya aku masih sempat menamatkan satu buku nonfiksi yang masuk daftarku. Sorgum: Benih Leluhur Untuk Masa Depan adalah buku aku tamatkan kali ini.

Topik pertanian dan pangan selalu menjadi hal menarik bagiku. Apa lagi kalau ditamabah dengan topik lain seperti sosial dan budaya, rasanya aku akan menemukan banyak hal menarik di dalamnya. Lantas buku satu ini adalah buku yang sesuai dengan hal-hal yang aku sebutkan.

Buku ini tidak bersambung dengan buku yang sebelumya aku baca. Namun, masih memiliki korelasi dan bisa dibilang dalam satu serial. Bagi yang penasaran buku apa yang aku maksud, Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan adalah jawabannya.

Jadi, perjalanan bacaku di buku ini seperti apa? Apa saja hal menarik yang mau aku bagikan di sini?

Baca juga: Buku – Masyarakat Adat & Kedaulatan Pangan

Tentang Buku Sorgum

Buku – Sorgum: Benih Leluhur Untuk Masa Depan
Sorgum: Benih Leluhur Untuk Masa Depan dari KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Ahmad Arif adalah penulis yang menggarap buku Sorgum: Benih Leluhur Untuk Masa Depan. Buku ini diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramed) pada tahun 2020 untuk versi cetaknya. Sedangkan edisi digitalnya dirilis pada tahun 2021.

Kali ini aku membaca versi digitalnya di iPusnas. Setahuku versi digital yang lain bisa juga diakses melalui Google Play Books. Kalau tidak salah di Gramedia Digital juga ada buku ini tapi untuk yang satu ini aku agak kurang tahu pasti.

Totalnya ada 168 halaman di versi digital yang aku baca. Mungkin butuh waktu hampir 2 minggu untukku rampung membaca buku satu ini ya karena memang ada beberapa hal yang harus aku kerjakan.

Perjalananku Selama Membaca

Buku yang sangat seru dan informatif! Impresi itu tak lepas dariku selama membuka tiap lembaran buku ini. Pembahan mengenai sorgum adalah hal yang baru dan menarik bagiku. Memang aku sudah mengenal tanaman ini tapi cuma sebatas tahu saja seperti: oh ini sorgum.

Sama seperti buku yang sebelumnya aku baca penyajian di sini bahasanya ringan dan mudah dipahami. Penjelasannya juga lengkap dan detail. Namun, masih seru dan nyaman saja untuk diikuti.

Awal membaca, kita akan diajak berjalan-jalan ke daerah Nusa Tenggara Timur. Di buku ini memang bisa dibilang fokus mengulik sorgum di Nusa Tenggara Timur. Sebab di sana, sorgum masih menjadi tanaman yang melekat bagi masyarakat. Bukan sebatas sebagai tanaman tapi juga sebagai komponen lain dalam masyarakat seperti menjadi bagian dari kebudayaan.

Penjelasan mengenai sorgum yang dekat dengan kebudayaan diulik dengan menarik. Sorgum bahkan di sini adalah cerita asal muasalnya, bisa dibilang mungkin mirip dengan legenda sih. Namun, ceritanya menarik. Selain itu, penjelasan soal sorgum menjadi bagian dari ritual adat dan kebudayaan menjadi informasi baru yang menarik.

Sejarah perkembangan sorgum juga disinggung di sini. Bagaimana sih sorgum bisa sampai di sini? Dijelaskan dengan beragam informasi yang runut sehingga mudah dipahami.

Tokoh-tokoh yang jadi narasumber juga sangat menarik. Aku bisa bilang para tokoh ini inspiratif dan merupakan pahlawan dalam kelestarian keragaman hayati terutama untuk sorgum. Kenapa aku bisa bilang demikian? Karena ya memang sorgum semakin terlupakan, jarang dikonsumsi, alhasil jadinya juga jarang dibudidayakan sehingga beberapa jenis sorgum bisa dibilang jarang dijumpai.

Entah kenapa di sini aku bisa menarik garis ketahanan pangan itu harusnya tak cuma fokus padi, jagung, dan kedelai. Tanaman lokal lain yang berpotensi seperti sorgum contohnya juga harus dilirik. Sorgum sendiri nutrisinya tinggi dan baik bagi kesehatan. Beberapa bukti manfaat sorgum dijabarkan di sini beradasarkan jurnal dan aplikasinya ke masyarakat.

Selain itu, poin-poin mengapa sorgum patut dikembangkan di Indonesia ditekankan, terutama dari aspek agronomisnya. Karena ya memang sorgum memiliki keunggulan ditanam di beberapa daerah, terutama di daerah yang kering, dibandingkan dengan menanam pajale yang selalu digembar-gemborkan.

Tak cuma isi tulisan yang cantik dalam penyajiannya. Lagi-lagi aku suka bagaimana gambar dan foto dimasukan ke beberapa halaman. Warnanya yang beragam, indah, dan harmonis memberi nuansa khas yang cakep dilihat di sela tulisan yang disajikan.

Buku – Sorgum: Benih Leluhur Untuk Masa Depan
Komentarku habis baca Sorgum: Benih Leluhur Untuk Masa Depan di iPusnas.

Aku benar-benar merekomendasikan membaca buku ini untuk semua orang yang suka membaca hal baru dan menarik. Banyak informasi menarik yang didapatkan dan hitung-hitung sambil belajar juga lah.

Mungkin itu coletahku yang bisa aku bagikan dari pengalaman membaca buku ini. Habis baca buku ini aku jadi makin tertarik buat coba menanam sorgum nanti. Namun, perkaran itu kita bahas di blog yang lain saja ya.

Apa ada yang pernah baca buku ini juga? Jika iya, silakan bagikan opini kamu di kolom komentar.

coretan oleh restyu dari [utas: ini] pada 210523.

2 komentar

  1. Halo! Aku warga booktwt di basebuku. Izin blog walking ya~ Udah lama banget masukin buku ini buat bahan bacaan. Apalagi setelah kejadian pidato soal 'sawit' itu ehehe. Sayangnya sampe sekarang aku masih kesulitan baca buku nonfiksi 😭

    Anyway, aku setuju banget sama pendapat kamu soal ketahanan pangan. Harusnya pemerintah bisa lebih berusaha meningkatkan ketahanan pangan, alih-alih membuat masyarkat ketergantungan sama beras :( Kebayang nggak sih kalau beras jadi rebutan sampe warga kelaperan. Padahal masih ada komoditas lain kayak jagung, sagu buat karbohidrat utama 😔 Aku jadi penasaran deh gimana usaha para peneliti buat melestarikan sorgum 🥺 Nice writing!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Aulia! Terima kasih sudah mampir dan maaf baru dibalas.

      Yuk coba dibaca buku ini! Foto-foto dokumentasi di buku ini cakep banget dan bahasannya gak berat banget kayak buku paket pelajaran.
      Tapi emang isu pangan sekarang harus jadi perhatian kita sih soalnya emang hal esensial dan berpengaruh besar kepada kehidupan masyarakat banyak.

      Sekali lagi terima kasih sudah mampir! Peluk sayang buat kamu pokoknya. Kapan-kapan aku bakal mampir ke blog kamu yaa. Sekali lagi terima kasih sebesar-besarnya‪‪❤︎‬

      Hapus